Kerjasama Bisnis TG:@LIUO9527
Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Evaluasi Penampilan Timnas Indonesia U-17 di Piala Kemerdekaan 2025: Butuh Diaspora Tambahan, Masih Perlu Ujian

Evaluasi Penampilan Timnas Indonesia U-17 di Piala Kemerdekaan 2025: Butuh Diaspora Tambahan, Masih Perlu Ujian

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-08-20 19:30:02
Dilihat:0 Pujian
Timnas Indonesia U-17 mengakhiri Piala Kemerdekaan 2025 dengan predikat runner-up. Hasil tersebut didapatkan Skuad Garuda Muda kalah dengan skor 1-2 dari Mali dalam laga terakhir yang berlangsung di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, Senin (18/8/2025) malam WIB. (Dok. PSSI)

Jakarta Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto, telah mengantongi sederet evaluasi dari penampilan anak asuhnya saat menghadapi Piala Kemerdekaan 2025. Ini menjadi bekal bagi skuad Garuda Asia untuk mematangkan persiapan menuju Piala Dunia U-17 2025.

Di Piala Kemerdekaan 2025, Timnas Indonesia U-17 yang berstatus sebagai tuan rumah sukses mengakhiri posisinya di peringkat kedua. Skuad asuhan Nova Arianto mencatatkan satu kemenangan, satu imbang, dan satu kali kekalahan.

Kemenangan diraih saat menghadapi tim yang secara usia lebih muda, yakni Uzbekistan, dengan skor 2-0. Sedangkan saat menghadapi Tajikistan, Indonesia bermain imbang 2-2. Adapun laga terakhir melawan Mali berakhir dengan skor 1-2 untuk kemenangan lawan.

Dari hasil tersebut, anak asuh Nova Arianto memang selalu bisa mencetak gol pada tiga pertandingan ini. Namun, ada sejumlah catatan yang menjadi evaluasi Timnas Indonesia U-17. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.


Butuh Diaspora Tambahan

Duel melawan Mali U-17 menjadi salah satu momen yang paling krusial bagi Timnas Indonesia U-17. Secara kualitas, tim lawan memang sangat mumpuni. (Dok. PSSI)

Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto, memang sudah mendapatkan sejumlah pemain diaspora di Piala Kemerdekaan 2025 ini. Ada nama-nama seperti Mathew Baker, Eizar Jacob Tanjung, Aaron Thomas O’Neill, hingga Noha Pohan.

Akan tetapi, hanya dua nama saja yang bisa menjadi andalan utama, yakni Mathews Baker dan Eizar Jacob. Baker sudah menjadi pemain utama di Timnas U-17, sedangkan Eizar merupakan nama baru yang sukses mencuri tempat.

Nova sempat mengungkapkan bahwa ia masih butuh pemain diaspora lainnya untuk bisa bergabung. Masih ada beberapa nama yang ingin kembali dijajal oleh sang juru taktik selama menggelar TC terakhir menuju Piala Dunia U-17 2025.

“Saya harapkan pemain-pemain yang diaspora yang tidak bisa hadir di Piala Kemerdekaan, bisa datang ke Bulgaria. Ada Lucas Lee, Nicholas Indra, Mike Rajasa. Semoga mereka bisa datang. Sehingga, sekali lagi, saya bisa melihat komposisi tim ini sudah kuat atau tidak," katanya.


Masih Perlu Diuji

Dua gol kemenangan Mali masing-masing diciptakan oleh Zoumana Ballo dan Seydou Dembele. Sementara itu, satu-satunya gol balasan Timnas Indonesia U-17 disumbangkan oleh Fadly Alberto. Dengan hasil tersebut, skuad Garuda Asia harus menempati peringkat kedua klasemen akhir dengan koleksi empat poin. (Dok. PSSI)

Apabila melihat lawan-lawan yang dihadapi pada Piala Kemerdekaan 2025, Timnas Indonesia U-17 tampaknya masih perlu mendapatkan ujian yang lebih menantang sebelum terjun di ajang Piala Dunia U-17 2025.

Pasalnya, di ajang tersebut, skuad Garuda Asia akan menghadapi lawan-kawan berat seperti Brasil, Honduras, hingga Zambia. Untuk tim yang disebut paling akhir, skuad Garuda Asia sudah bisa mendapatkan gambaran saat menghadapi Mali.

Dari laga melawan Mali U-17, skuad asuhan Nova Arianto bisa memahami kekuatan tim-tim dari kawasan Afrika yang punya kekuatan dan kecepatan. Sedangkan untuk dua lawan lainnya, skuad Garuda Asia masih butuh pengalaman.

Praktis, Timnas Indonesia U-17 membutuhkan laga uji coba melawan tim-tim dari CONMEBOL untuk mempelajari kekuatan Brasil, serta menghadapi tim dari CONCACAF untuk memahami gaya permainan Honduras.

Oleh karena itu, Nova Arianto bakal membutuhkan lawan uji coba yang sama tangguhnya seperti Mali dari dua konfederasi ini untuk bisa mematangkan pengalaman skuad Garuda Asia ketika berjumpa lawan yang berkualitas.


Butuh Jam Terbang

Timnas Indonesia U-17 masih membutuhkan lebih banyak jam terbang sebelum Piala Dunia U-17 2025. Para pemain yang telah mengisi komposisi utama memang memiliki pengalaman yang cukup melimpah.

Akan tetapi, bagi pemain-pemain yang berada di lapis kedua atau berstatus sebagai pemain cadangan, jarak kualitasnya masih cukup terasa. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi Nova selama masa persiapan nanti.

Setidaknya, ada waktu sekitar tiga bulan bagi skuad Garuda Asia untuk memperbaiki banyak hal, termasuk memberikan jam terbang bagi para pemain lain agar memiliki pengalaman yang cukup di level internasional.

Dengan kata lain, pemusatan latihan (TC) yang nantinya akan bergulir di Bulgaria harus dimanfaatkan para pemain ini untuk menimba ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya sebelum Piala Dunia U-17 2025.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}