
Jakarta - Pekan pertama BRI Super League 2025/2026 digelar mulai Jumat hingga Senin, 8-11 Agustus 2025. Ada sembilan pertandingan yang dimainkan pada awal kompetisi kasta tertinggi Liga Indonesia itu.
Duel antara Persebaya Surabaya melawan tim promosi PSIM Yogyakarta jadi partai pembuka Liga 1 musim ini. Laga itu bakal berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Jumat (8/8/2025) pukul 19.00 WIB.
Pertandingan ini dipilih karena daya tarik komersial dan potensi penonton, mengingat basis suporter kedua kesebelasan yang cukup besar dan antusias. PSIM sendiri berstatus jawara Liga 2 2024/2025.
Era baru kompetisi Liga Indonesia itu diprediksi berjalan menarik dan ketat. Bola.com merangkum sejumlah serba-serbi menarik menjelang kick-off Super League 2025/2026. Berikut ini ulasannya.
Tak Mempertemukan Para Juara

Tidak seperti musim sebelumnya, kali ini laga opening ceremony tak lagi mempertemukan tim juara. Tradisi itu dihapus oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang kini menjadi I.League selaku operator kompetisi.
Biasanya partai pembuka digelar di rumah tim juara, seperti halnya musim lalu ketika Persib Bandung menjamu kampiun Liga 2 2023/2024, PSBS Biak di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung pada 9 Agustus 2024.
"Pembukaan di Surabaya normal seperti pembukaan sebelumnya, hanya yang membedakan kalau yang lalu-lalu kan kita selalu menghadirkan juara Liga 1 dengan juara Liga 2 yang kita pertemukan," jelas Direktur Utama I.League, Ferry Paulus.
11 Amunisi Asing

I.League menerapkan sejumlah regulasi baru untuk BRI Super League 2025/2026. Satu di antaranya terkait penggunaan pemain asing di setiap kontestan tim.
Sebelumnya klub Liga 1 diizinkan mendaftarkan delapan pesepakbola luar negeri, dengan enam di antaranya di lapangan dan dua orang sisanya menjadi pengganti sesama pemain asing.
Sesuai regulasi baru, kini per tim bisa mendaftarkan hingga maksimal 11 talenta impor. "Untuk musim depan regulasi pemain asing, yang bermain tujuh, sembilan di daftar susunan pemain (DSP), dan 11 yang boleh didaftarkan," terang Ferry Paulus.
3 Tim Promosi

BRI Super League musim ini dimeriahkan oleh tiga tim promosi. Ketiga kesebelasan yang dimaksud ialah PSIM Yogyakarta, Bhayangkara FC, dan Persijap Jepara.
Baik PSIM, Bhayangkara FC, serta Persijap sama-sama punya jejak sejarah di sepak bola nasional. Laskar Mataram naik kasta setelah penantian hampir dua dekade lamanya.
Sedangkan Bhayangkara FC kembali ke Liga 1, seusai setahun berkompetisi di divisi kedua musim 2024/2025. Adapun Persijap harus menunggu 11 tahun untuk comeback ke strata teratas.
Berganti Nama

Ada banyak perubahan di kompetisi sepak bola Tanah Air pada musim 2025/2026. Liga level tertinggi yang sebelumnya bernama BRI Liga 1 diubah menjadi BRI Super League.
Pemakaian identitas Liga 1 telah dipakai sejak 2017, seusai sebelumnya, titel kompetisi yakni Indonesia Super League (ISL) dan Liga Prima Indonesia (LPI).
Selain itu, mulai musim 2025/2026, PT LIB melakukan rebranding dengan memperkenalkan nama baru, I League atau Indonesia League. Alasannya karena nama lama dianggap kurang kuat secara merek.
Menanti Aksi Pemain Diaspora

Musim ini, makin banyak pemain berlabel Timnas Indonesia yang bermain di BRI Super League. Setidaknya ada tiga nama diaspora yang memutuskan pulang kampung.
Sebut saja Jens Raven, Rafael Struick, dan Jordi Amat. Dua nama terakhir langganan Timnas Indonesia senior. Sementara Raven merupakan andalan Timnas Indonesia U-19, U-20, serta U-23.
Raven meninggalkan Dordrecht U-21 untuk join Bali United. Dewa United menjadi pelabuhan berikutnya buat Struick seusai cabut dari Brisbane Roar FC. Jordi Amat merapat ke Persija Jakarta setelah dilepas Johor Darul Ta'zim.